Penyakit Cabe dan Cara Penanggulangannya

-- --
Penyakit Cabe dan Cara Penanggulangannya | Menanam cabe ialah salah satu acara yang membutuhkan pengetahuan dan teknik semoga menerima hasil yang maksimal. Hama dan penyakit yang begitu kompleks pada tanaman cabe mengharuskan para petani untuk berguru dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan, alasannya bila terlambat serangan hama dan penyakit sulit untuk di kendalikan. Penanganan penyakit tanaman cabe semenjak dini ialah cara yang paling sempurna untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman cabe. Sejak penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan hingga masa panen petani harus betul-betul serius mempelajari segala aspek perihal tanaman cabe.
penyakit cabe dan cara mengatasinya

Penyakit Cabe dan Cara Penanggulangannya

Penyakit cabe bau buah

Untuk penyakit bau buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida mirip Antracol. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya.


penyakit cabe bau buah


 Adapun jenis-jenis penyakit yang banyak menyerang cabai antara lain antraks atau patek yang disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum, bercak daun (Cercospora capsici) , dan yang cukup berbahaya ialah keriting daun (TMV, CMVm, dan virus lainnya).
Gejala serangan antraks atau patek ialah bercak – bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.

Penyakit cabe keriting daun

Gejala serangan keriting daun adalah:
• bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar
• Pinggir bercak berwama lebih renta dari adegan tengahnya. Pusat bercak ini sering robek atau berlubang.
• Daun berubah kekuningan lalu gugur.
• Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.
penyakit cabe kriting daun


Cara mengatasi kriting pada cabe

Selain penyakit keriting daun, penyakit lainnya dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45, Antracol, Cupravit, Difolatan. Konsentrasi yang digunakan cukup 0,2-0,3%. Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar. Pengendalian keriting daun secara kimia masih sangat sulit.

Penyakit Layu Cabe

Penyakit layu cabe disebabkan oleh basil layu. Penyebaran penyakit layu basil dapat melalui benih, bibit, materi tanaman yang sakit, residu tanaman, irigasi (air), serangga, nematoda dan alat-alat pertanian. Bakteri layu biasanya menghebat pada tanaman cabai di dataran rendah. Gejala kelayuan tanaman cabai terjadi mendadak, dan balasannya menjadikan ajal tanaman dalam beberapa hari kemudian. Bakteri layu menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Bila pangkal batang cabai yang diserang, dipotong atau dibelah, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening, maka setelah beberapa menit digoyang-goyangkan akan keluar cairan berwarna coklat susu atau berkas pembuluh batangnya berwarna coklat berlendir (slime bakteri). Gejala yang dapat diamati secara visual pada tanaman cabai ialah kelayuan tanaman mulai dari adegan pucuk, kemudian menjalar ke seluruh adegan tanaman. Daun menguning dan balasannya mengering serta rontok. Penyakit basil layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi paling peka ialah tanaman muda atau menjelang fase berbunga maupun berbuah.

Cara mengatasi penyakit layu cabe

Perlakuan benih atau bibit sebelum tanam dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin atau Agrept 0,5 gr/lt selama 5-15 menit.
Perbaikan drainase tanah di sekitar kebun semoga tidak becek atau menggenang.

Pencabutan tanaman yang sakit semoga tidak menular ke tanaman yang sehat.
Penggunaan bakterisida Agrimycin atau Agrept dengan cara disemprotkan atau dikocor di sekitar batang tanaman cabai tersebut yang diperkirakan terserang basil P. solanacearum.

Pengelolaan (manajemen) lahan, misalnya dengan pengapuran tanah ataupun pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae

Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.)

penyakit cabe layu akar

Layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber pH rendah (masam). Gejala serangan yang dapat diamati ialah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun di sebelah atas, kemudian diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun; sehingga akhir lebih lanjut seluruh tanaman layu dan mati. Gejala kelayuan tanaman seringkali sulit dibedakan dengan serangan basil layu (P. solanacearum). Untuk membuktikan penyebab layu tersebut dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman yang sakit, kemudian direndam dalam gelas berisi air bening (jernih). Biarkan rendaman batang tadi sekitar 5-15 menit, kemudian digoyang-goyangkan secara hati-hati. Bila dari pangkal batang keluar cairan putih dan terlihat suatu cincin berwarna coklat dari berkas pembuluhnya, hal itu membuktikan adanya serangan Fusarium.

Cara mengatasi penyakit layu Fusarium

Perlakuan benih atau bibit dengan cara direndam dalam larutan fungisida sistemik, misalnya Benlate ataupun Derosal 0,5-1,0 gr/lt air selama 10-15 menit.
Pengapuran tanah sebelum tanam dengan Dolomit atau Captan (Calcit) sesuai dengan angka pH tanah semoga mendekati netral.

Pencabutan tanaman yang sakit semoga tidak menjadi sumber abuh bagi tanaman yang sehat.
Pengaturan pembuangan air (drainase), dengan cara pembuatan bedengan yang tinggi, terutama pada ekspresi dominan hujan.

Penyiraman larutan fungisida sistemik mirip Derosal, Anvil, Previcur N dan Topsin di sekitar batang tanaman cabai yang diduga sumber atau terkena cendawan.

Bercak Daun dan Buah pada tanaman Cabe

Bercak daun dan buah cabai sering disebut penyakit Antraknose atau “patek”. Penyakit ini menjadi dilema utama di ekspresi dominan hujan. Disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum Ell. et. Ev dan Colletotrichum capsici. Cendawan G. piperatum umumnya menyerang buah muda dan menjadikan mati ujung. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan terbentuknya bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk, serta tepi bintik berwarna kuning. Di adegan lekukan akan terus membesar dan memanjang yang adegan tengahnya berwarna gelap. Cendawan C. capsici lebih sering menjadikan buah cabai membusuk. Gejala awal serangan ditandai dengan terbentuknya bercak coklat-kehitaman pada buah, kemudian meluas menjadi busuk-lunak. Pada adegan tengah bercak terdapat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan dari konidium cendawan. Serangan yang berat menjadikan buah cabai mengkerut dan mengering mirip “mummi” dengan warna buah mirip jerami.

Cara mengatasi penyakit Cabe Bercak Daun dan Buah cabe

Perlakuan benih, yaitu direndam dalam larutan fungisida berbahan aktif Benomyl atau Thiram, misalnya Benlate pada dosis 0,5/lt, ataupun berbahan aktif Captan (Orthocide) dengan dosis 1 gr/lt. Lamanya perendaman benih antara 4-8 jam.
Pengaturan jarak tanam yang sesuai sehingga kondisi kebum tidak terlalu lembab. Pada ekspresi dominan kemarau dapat menggunakan jarak tanam 50 x 70 cm, sedangkan di ekspresi dominan hujan 60 x 70 cm ataupun 65 x 70 cm, baik sistem segi empat atau segi tiga zig-zag.

Pembersihan (sanitasi) lingkungan yaitu dengan cara menyiang gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada di sekitar kebun semoga tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Buah cabai yang sudah terserang penyakit dikumpulkan, kemudian dimusnahkan (dibakar).

Penyemprotan dengan fungisida mirip Kasumin 2 cc/lt, Difolatan 4 cc/lt, Phycozan, Dithane M-45, Daconil, Topsin, Antracol dan Delsen. Fungisida-fungisida tersebut efektif menekan Antraknosa.
Rotasi tanaman, yakni pergiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae (tomat, kentang, terung, tambakau). Tujuan rotasi tanaman ini ialah untuk memotong siklus hidup cendawan penyebab penyakit Antraknosa.


Bercak Daun Cabe

Penyebab penyakit bercak daun ialah cendawan Cercospora capsici. Gejala serangan penyakit ditandai dengan bercak-bercak lingkaran kecil kebasah-basahan. Berikutnya bercak akan meluas dengan garis tengah + 0,5 cm. Di pusat bercak nampak berwarna pucat hingga putih dengan tepinya berwarna lebih tua. Serangan yang berat (parah) dapat menjadikan daun menguning dan gugur, ataupun pribadi berguguran tanpa didahului menguningnya daun. Pengen-dalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida mirip Topsin, Velimek, dan Benlate secara berselang-seling.

Bercak Alternaria

Penyebab penyakit bercak Alternaria ialah cendawan. Gejala serangan penyakit ini ialah ditandai dengan timbulnya bercak-bercak coklat-tua hingga kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris. Bercak-bercak ini akan membesar dan bergabung menjadi satu. Serangan penyakit bercak Alternaria dimulai dari daun yang paling bawah, dan adakala juga menyerang pada adegan batang. Pengendalian penyakit bercak Alternaria antara lain dengan cara menjaga kebersihan kebun, dan disemprot fungisida mirip Cupravit, Dithane M-45 dan Score, secara berselang-seling.

Penyakit Busuk Daun dan Buah cabe

Penyakit bau daun dapat pula menjadikan bau buah cabai. Gejala serangan nampak pada daun yaitu bercak-bercak kecil di adegan tepinya, kemudian menyerang seluruh batang. Batang tanaman cabai juga dapat diserang oleh penyakit ini, ditandai dengan gejala perubahan warna menjadi kehitaman. Buah-buah cabai yang terserang menyampaikan gejala awal bercak-bercak kebasahan, kemudian meluas ke arah sumbu panjang, dan balasannya buah akan terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan jarak tanam yang baik, yaitu di ekspresi dominan hujan idealnya 70 x 70 cm, mengumpulkan buah cabai yang bau untuk dimusnahkan, dan disemprot fungisida mirip Sandovan MZ, Kocide atau Polyram secara berselang-seling.

Virus Pada tanaman cabe

Penyakit virus pada tanaman cabai di pulau Jawa dan Lampung ditemukan adanya Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Y (PVY), Tobacco Etch Virus (TEV), Tobacco Mosaic Virus (TMV), Tobacco Rattle Virus (TRV), dan juga Tomato Ringspot Virus (TRSV).

Gejala penyakit virus yang umum ditemukan ialah daun mengecil, keriting, dan mosaik yang diduga oleh TMV, CMV dan TEV. Penyebaran virus biasanya dibantu oleh serangga penular (vektor) mirip kutu daun dan Thrips. Tanaman cabai yang terserang virus seringkali bisa bertahan hidup, tetapi tidak menghasilkan buah.


Pengendalian penyakit virus pada tanaman cabe

a. Pemberantasan serangga vektor (penular) mirip Aphids dan Thrips dengan semprotan insektisida yang efektif.
b. Tanaman cabai yang menyampaikan gejala sakit dan mencurigakan terserang virus dicabut dan dimusnahkan.
c. Melakukan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman yang bukan famili Solanaceae.


Pengamatan Hama & Penyakit Tanaman cabe

a. Penyakit pada tanaman cabai

· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang bau , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, bila serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi mirip penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih terang setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. Hama pada tanaman cabai

· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun adegan bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau mirip tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke adegan bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi mirip pada Aphis dan Thrip

Penyakit Fisiologis Pada tanaman cabe

Merupakan keadaan suatu tanaman menderita sakit atau kelainan, tetapi penyebabnya bukan oleh mikroorganisme. Beberapa pola penyakit fisiologis pada tanaman cabai yang paling sering ditemukan ialah kekurangan unsur hara Kalsium (Ca), dan terbakarnya buah cabai akhir sengatan sinar matahari, terutama pada cabai Paprika. Tanaman cabai yang kekurangan unsur Ca akan menyampaikan gejala pada buahnya terdapat bercak hijau-gelap, kemudian menjadi lekukan bacah coklat kehitam-hitaman. Jaringan di tempat bercak menjadi rusak hingga ke adegan dalam buah. Bentuk buah cabai menjadi pipih dan berubah warna lebih awal (sebelum waktunya). Biasanya kekurangan Ca pada stadium buah rusak akan diikuti tumbuhnya cendawan. Usaha pencegahan kekurangan Ca dapat dilakukan dengan cara pengapuran sewaktu mengolah tanah, diikuti pemupukan berimbang, dan pengairan kebun secara merata. Bila tanaman cabai atau paprika sedang produktif berbuah tetapi gres diketahui kekurangan Ca, maka dapat disemprot dengan pupuk daun yang banyak mengandung unsur Ca, mirip Growmore Kalsium. Cabai paprika tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga bila mengenai permukaan buah akan menjadikan terbakarnya kulit dan adegan dalam buah. Gejala yang nampak di adegan luar ialah warna kulit buah berkembang menjadi keputih-putihan hingga kecoklatan dan mengkerut. Meskipun tidak menjadi bau basah, tetapi warna buah menjadi jelek dan kualitasnya menurun (rendah). Pengendalian terhadap sengatan sinar matahari ialah melindungi tanaman dengan sungkup beratapkan plastik transparan (bening). Menurut penelitian, fungsi naungan plastik bening selain dapat mengurangi (mereduksi) intensitas cahaya matahari, juga dapat mengurangi tingginya temperatur tanah dan defisit air; sehingga dapat meningkatkan kelembaban relatif tanah di sekitar pertanaman paprika. Di samping itu, pengaruh naungan plastik bening dapat meningkatkan hasil (bobot) buah total.
kembali ke atas

Panen dan Pasca Panen Cabe

Panen cabai yang ditanam didataran rendah lebih cepat dipanen dibandingkan dengan cabai dataran tinggi. Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70 – 75 hari.
Sedang di dataran tinggi panen gres dapat dimulai pada umur 4-5 bulan. Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.
Biasanya pada panen pertama jumlahnya hanya sekitar 50 kg. Panen kedua naik hingga 100 kg. Selanjutnya 150, 200, 250, hingga 600 kg per hektar.
Setelah itu hasilnya menurun terus, sedikit demi sedikit hingga tanaman tidak produktif lagi.
Tanaman cabai dapat dipanen terus-menerus hingga berumur 6-7 bulan.
Cabai yang sudah berwama merah sebagian berarti sudah dapat dipanen. Ada juga petani yang sengaja memanen cabainya pada ketika masih muda (berwarna hijau).
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati semoga percabangan/ tangkai tanaman tidak patah. Kriteria panennya ketika ukuran cabai sudah besar, tetapi masih berwama hijau penuh.
Penentuan umur panen
Umur panen cabe biasanya 70-90 hari tergantung varietasnya, yang ditandai dengan 60% cabe sudah berwarna merah. Untuk dijadikan benih maka cabe dipanen bila buah sudah menjadi merah semua.


KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK

Mulsa plastik yang dianggap baik di kawasan subtropis ialah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Hitam (MPH) sudah membudaya pada tanaman mentimun, tomat, strawberri dan kubis bunga. Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). MPHP ini memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.

Keuntungan bertani sistem MPHP antara lain :

1. Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam.
2. Warna hitam dari mulsa menimbul-kan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma.
3. Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak pribadi menekan serangan penyakit virus.
4. Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil).
5. Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari.
6. Buah cabai yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit bau buah.
7. Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam (homogen).
8. Praktis untuk melaksanakan sterilisasi tanah dengan menggunakan gas fumigan mirip Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus.
9. Secara ekonomis penggunaan MPHP dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPHP dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut.
10. Pada ekspresi dominan kering (kemarau), MPHP dapat menekan penguapan air dari dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melaksanakan penyiraman (pengairan).

Demikian beberapa hal yang perlu anda ketahui perihal penyakit pada tanaman cabai. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Salam.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Penyakit Cabe dan Cara Penanggulangannya"

  1. DAFTAR GRATIS di IonQQ |dot| COM
    Tunjukkan kemahiran anda bersama jutaan member lainnya di IONQQ 1ID bisa main Pok3r*D0min099*BandarQ*BandarP0ker,,,
    Hanya Bermodal Deposit minimal Rp 20.000,- saja sudah bisa bermain 4 permainan di IONQQ ,,,

    BalasHapus